PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Thursday, December 4, 2014

Perbincangan-32 "Tujuan Hidup"



CATUR PURUSA ARTHA

Oleh : I Putu Pudja


Ongkara (google.com)
Perbincangan kali ini memang agak berat sedikit, karena perbincangan menyangkut tujuan dari umat beragama Hindu, sehingga perbincangan kelihatan hanya monolog saua seperti ceramah. Mudah-mudahan tidak membosankan. Silahkan menyimak.

Catur Purusa Arta adalah tujuan hidup dari umat Hindu. Yang merupakan empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan. Catur Purusa Artha terdiri dari (1) Dharma, (2) Arta, (3) Kama , dan (4) Moksa.


Dharma berarti kebenaran dan kebajikan, yang menuntun umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Tentu saja dalam kontek disini adalah ajaran yang tertera dalam pustaka Weda. Artha adalah harta benda atau materi  sebagai kebutuhanbhidup  manusia. Kama artinya hawa kepuasan , sering diartikan sebagai nafsu. Mokksa berarti kebahagiaan yang tertinggi atau pelepasan manusia. 

Urutan tersebut merupakan suatu tahapan tahapan yang tidak dapat diputar balik, karena mengandung keyakinan bahwa tiada arta yang diperoleh tanpa didasari dengan dharma, demikian pula tidak ada kama yang diperoleh tanpa melalui arta. Dan pencapaian moksa akan memerlukan ketiganya, yaitu dharma, arta dan kama.

 Dharma sebagai dasar utama dalam kehidupan kita sehari hari, mempunyai pengertian yang sangat luas. Dharma dapat diartikan sebagai mematuhi semua ajaran sanatana dharma atau agama> Bisa tercermin dari trikayaparisuda, dari pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Dharma juga dapat diartikan sebagai memenuhi swadarma, atau kewajiban sesuai dengan profesi atau pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Bila hal itu kita kaitkan dengan catur warna di zaman modern saat ini.
 
Demikian juga bila dikaitkan dengan kotrat seorang suami istri. Manawa Dharmasastra Buku III, didalamnya mengatur kewajiban seorang suami dan kewajiban seorang istri dalam membina rumah tangga. Dinyatakan bahwa seorang suami berkewajiban mencari nafkah bagi kehidupan keluarganya, sedangkan seorang istri berkewajiban mengatur rumah tangga seperti merawat anak, merawat suami, menyiapkan upacara, dll. 

Dalam kehidupan sehari hari bila dapat diimplementasikan  sebagai tanggung jawab profesi, dan sering digunakan istilah swadharma, Sehingga swadharma setiap manusia berbeda-beda menurut tugas pokoknya. Swadharma seorang guru adalah mendidik anak muridnya,  seorang dokter,  merawat pasien sebaik-baiknya agar sembuh, seorang, eseorang pelajar tugasnya belajar menuntut ilmu, seorang tukang bangunan membuat bangunan yang kuat, nyaman dapat menjadikan pemiliknya nyaman tinggal disana. Seorang pegawai negeri melayani masyarakat dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansinya.

Arta adalah sesuatu yang bernilai materiil yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara phisik. Arta dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Karena untuk tujuan yang lain kama maupun moksa membutuhkan arta, maka guna pencapaian kedua tujuan tersebut akan memotivasi umat untuk mengumpulkan arta yang dilandasi dengan darma. Jadi ditekankan disini kita tetap diwajibkan mencari dan mengumpulkan arta, karena termotivasi akan kepuasan yang diberikan karena arta, demikian juga proses menuju moksa memerlukan motivasi dari yang bersangkutan.

Arta yang diperoleh secara langsung misalnya seseorang yang swadharmanya sebagai petani sawah akan memetik padi saat panen yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Demikian pula dengan arta yang diperoleh secara tidak langsung misalnya Hasil kerja sepasang suami-istri yang mendidik dan memberikan pendidikan yang baik bagi putra-putrinya, keberhasilan putra putrinya setelah kerja karena ijazah dan pengetahuan yang diperoleh akan dapat juga dinikmati oleh orang tua yang bersangkutan. Disamping tentunya keberhasilan putra-putrinya juga merupakan sesuatu yang mendatangkan kama, kepuasan bagi mereka.

Kama yang berarti Kepuasan atau napsu Dapat diterjemahkan sebagai kebutuhan hidup berupa pangan, sandang, perumahan, sosial, spiritual, kesehatan, dan pendidikan yang sifatnya untuk memuaskan kehidupan. Makin banyak arta yang diperoleh maka manusia makin leluasa memenuhi kama. Apabila dharma, arta dan kama sudah dicukupi dengan baik maka tercapailah kehidupan yang bahagia lahir dan bathin yang lazim disebut sebagai "Moksartham Jagadhitaya caiti dharmah".

Banyak pakar psikologi mengungkapkan teori kebutuhan, seperti Maslow dengan hirarki kebutuhan manusia sebagai berikut:
      Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Merupakan kebutuhan poko berupa sandang, pangan, dan papan.
      Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs). Kebutuhan ini mengarah kepada kebutuhan akan keamanan dan ketentraman dalam hidup.
       Kebutuhan sosial (Social Needs). Merupakan kebutuhan sosialisasi, kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok.
       Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Merupakan kebutuhan akan kedudukan.
      Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self actualization). Merupakan kebutuhan dalam mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
Demikian juga Sperman dan Reven (1939) menamakan kehidupan seperti itu "Living Healthy" dimana unsur-unsur : Spiritual, Emotional, Intelectual, Phisical dan Social, dipelihara dan terpenuhi dengan baik.  Itu semuanya merupakan hirarki kebutuhan, demikian pula catur purusa arta merupakan hirarki kebutuhan yang menjadi tujuan hidup umat manusia, sehingga tidak boleh dipertukarkan ururt-urutannya.

Dengan demikian pertanyaan Apakah urut-urutan Catur Purushaarta itu ditukar balik didalam implementasi pencapaiannya, misalnya mendahulukan arta dari dharma ? Dalam keadaan ini manusia akan menempuh segala cara untuk memperoleh arta, artinya tidak lagi berdasarkan ajaran Agama. Pada intinya tidak boleh kita menghalalkan segala cara dalam mengumpulkan arta untuk memenuhi kama kita. Ini diyakini oleh umat Hindu akan memperpanjang jalan menuju moksa, yang merupakan keabadian sebagai tujuan terminal akhir dari kehidupan kita.

Dikaitkan dengan pengertian bahwa agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soal rohani yang bersifat gaib dan methafisika. Dimana kata agama berasal dari bahasa sansekerta,  secara esthimologinya berasal dari kata “A” dan “gam”. Dengan  “a” berarti tidak dan “gam” berarti pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Banyak juga yang menterjemahkannya dengan sesuatu yang diwariskan.

Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng (kekal, abadi dan tidak berubah-ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa, Tuhanhan Yang Maha Esa. Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja. Makanya Hindu biasa juga disebutkan sebagai Sanatana Darma.

Berangkat dari pengertian itulah, maka agama adalah merupakan kebenaran abadi, sanatana dharma yang mencakup seluruh keyakinan dan jalan kehidupan manusia yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan kesucian lahir bathin. Jadi arta dan kama sebagai kendaraannya yang memotivasi kehidupan umat untuk selalu berjuang, memperjuangkan tujuan akhir kehidupan ini, dengan pedoman, rambunya adalah ajaran dharma itu sendiri.

Ingat kembali bahwa tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda  diwahyukan adalah Moksartham Jagadhitaya caiti Dharma, yang artinya bahwa agama dengan ajaran dharma bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa.

Dharma berarti kebenaran dan kebajikan, yang menuntun umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Artha adalah benda-benda atau materi yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup  manusia. Kama artinya hawa nafsu, keinginan, juga berarti kesenangan sedangkan Moksa berarti kebahagiaan yang tertinggi.

Di dalam memenuhi segala nafsu dan keinginan harus berdasarkan atas kebajikan dan kebenaran yang dapat menuntun setiap manusia di dalam mencapai kebahagiaan. Karena seringkali manusia menjadi celaka atau sengsara dalam memenuhi nafsu atau kamanya bila tidak berdasarkan atas dharma. Oleh karena itu dharma harus menjadi pengendali dalam memenuhi tuntunan kama atas artha, sebagaimana disyaratkan di dalam Weda (S.S.12), yang kira-kira artinya sebagai berikut:

Pada hakekatnya, jika artha dan kama dituntut, maka hendaknyalah dharma dilakukan terlebih dahulu. Tidak dapat disangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti. Tidak akan ada artinya, jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma.
Jadi dharma mempunyai kedudukan yang paling penting dalam Catur Purusa Artha, karena dharmalah yang menuntun manusia untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati. 

Dengan jalan dharma pula manusia dapat mencapai Sorga, sebagaimana pula ditegaskan di dalam Weda (S.S.14), sebagai berikut:
Yang disebut dharma itu merupakan jalan untuk pergi ke sorga  sebagai halnya perahu yang merupakan alat bagi saudagar  untuk mengarungi lautan.

Selanjutnya di dalam Cantiparwa disebutkan pula sebagai bahwa:
Segala sesuatu yang bertujuan memberi kesejahteraan dan memelihara semua mahluk, itulah disebut dharma (agama), segala sesuatu yang membawa kesentosaan dunia itulah dharma yang sebenarnya.

Dharma (agama) tercantum didalam ajaran suci Weda, sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan hidup, bebasnya roh dari penjelmaan dan manunggal dengan Hyang Widhi Wasa (Brahman).Weda (S.S. 16) juga menyebutkan :
Seperti halnya matahari yang terbit melenyapkan gelapnya dunia, demikianlah orang yang melakukan dharma, memusnahkan segala macam dosa.

Demikianlah dharma merupakan dasar dan penuntun manusia di dalam menuju kesempurnaan hidup, ketenangan dan keharmonisan hidup lahir bathin. Orang yang tidak mau menjadikan dharma sebagai jalan hidupnya maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan tetapi kesedihanlah yang akan dialaminya. Hanya atas dasar dharmalah manusia akan dapat mencapai kebahagiaan dan kelepasan, lepas dari ikatan duniawi ini dan mencapai Moksa yang merupakan tujuan tertinggi. Demikianlah Catur Purusa Artha itu.

Renungan : Coba saudara renungkan bahwa tahapan Catur Asrama mempunyai korelasi dengan tahapan Catur Purusa Arta ini.

No comments:

Post a Comment