“SUDUT PANDANG MEMPENGARUHI PENILAIAN DAN PROSES BERFIKIR”
Oleh : I Putu Pudja
Om Suastiastu.
Meraka Kumpuk Berdiskusi Tugas Ospek |
Malam itu memang murid-muridku
baru pulang dari acara ospek taruna-taruni baru. Mereka mampir berbincang
tentang penilaian terhadap seorang taruni baru. Biasa kesempatan mereka untuk
menggidanya, bahkan memulai PDKT.
Kemuadian kuajak mereka
berboincang relativitas sebuah penilaian, yang bisa saling berbeda kalau sudut
pandngnya berbeda. Ku katakana bajwa:
Semua berawal dari pikiran,
itulah sering kita dengar. Permasalahan itu pernah kita bicarakan pada
perbincangan sebelumnya dalam Manajemen Kalbu. Dimana pikiran menjadi awal dari
perkataan dan perbuatan. Dalam perbincangan kali ini kita akan coba focus dengan
perbincangan tentang pikiran. Dari pikiran akan berawal semuanya.
Bila kita mengawalinya dengan
berfikiran baik atau selalu berpikir positip maka akan semuanya minimal
sebagian besar akan menghasilkan hal yang baik dan posititp. Demikian pula bila
kita ber4fikir negatip dia akan nebghasilkan sesuatu yang negatip dan buruk.
Sehingga yang paling susah dalam hidup ini adalah mengendalikan pikiran, karena
dalam proses pikiran orang lainpun tidak akan dapat mempengaruhi atau
mencegahnya.
Kita ambil contoh Perbuatan
Rahawana yang menculik Dewi Sita, secara umum kita menilainya sebagai perbuatan
yang jahat, Rahwana telah mencuri istri Sri Rama yang sah dan membawanya pergi
ke Alengka. Namun oleh masyarakat Alengka (sr Langka) akan menganggapnya bahwa
karena kegantengan Rahwana, makanya Dewi Sinta terpikat dan mengikuti Rahwana
ikut ke Alengka. Nah disini sangat menentukan adalah sudut pandang terhadap
suatu permasalahan.
Demikian pula kalau kita
memandang seorang perempuan cantik, akan memiliki banyak penilaian. Penilaian
itu akan berbeda-beda terutama yang melihatnya dari sisi : seorang ayah, dari
seorang suami, dari seorang anak, dari perempuan lain, dari para lelaki mata
keranjang . Akan muncul penilaian kasih saying seorang ayah kepada putrinya,
akan muncul kebanggan dan penilaian
cinta kasih seorang suami kepada istrinya, akan muncul rasa cinta seorang anak
kepada ibunya, atau bahkan akan muncul rasa iri melihat kecantikan dari wanita
lain yang cemburu kelebiannya, dan lain sebagainya penilaian. Penilaian itu
akan sangat berbeda dari sudat panadang yang berbeda. Tap semuanya sama akan
berawal dari sebuah pikiran.
Kemudian akan melahirkan
perkataan kekaguman, kebencian, kesombongan, bahkan membangkitkan birahi dan
lain sebagaianya. Semua dikatakan akan berawal dari pikiran. Perkataan dan
perbuatan orang itu dapat didengar maupun dilihat namun dalam hati siapa yang
tahu.
Pikiran akan sangat dipengaruhi
oleh tiga sifat dasar manusia yaitu : satwam, rajas, dan tamas.
1. Orang yang dipengaruhi oleh sifat satwam,
merupakan orang pikirannya yang dikendalikan oleh pikiran yang dapat
mengendalikan pikirannya sendisri hingga selalu berbuat beradasrkan dharma dan
selalu berbuat kearah pendekatan diri kepada Tuhan, senahai sang pencipta,
pengasih dan penyayang;
2. Orang yang dipengaruhi oleh rajas, merupakan
orang yang pikirannya dipengaruhi sifat terlalu ambisional dalam mengausai,
intervensi, sombong, suka perang, arogan, serakah dan lain sejenisnya. Dia akan
memiliki ambisi seperti seorang raja ingin menundukkan, ingin menguasai, ingin
paling nomor satu tanpa memikirkan benar tidaknya alasan nya untuk menguasai.
3. Orang yang dipengaruhi oleh tamas, merupakan
orang yang pikirannya dipengaruhi oleh sifat mendominasi diri, selalau berduka,
selalu terikat objek-objek fana, suka bermalas-malasan dan lain sejenisnya.
Apakah memiliki sifat itu jelek? Tanya
seorang muridku. Menurut ku semua sifat itu ada pada dirimu, tinggal bagaimana
kita mengendalikan yang satu dan mengumbar yang lainnya. Sifat satwam akan
mengiongatkan kita untuk tidak lupa dengan Tuhan, dengan kawajiban hidup. Sifat
rajas akan emmbuat kirta bergairah untuk mewujudkan sesuatu, mempunyai jiwa
kompetitip, dan pantang menyerah dalam melakoni hidup ini.
Demikian pula dengan sifat tamas,
memang adakalanya kita tak terkendali sangat menyayangi hal yang kita miliki,
dan melupakan ada yang lebih berhak dari kita yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Ikatan
emosi terkadang membuat kita mempunyai keterikatan. Sifat ini yang selalu mempengaruhi
kita untuk selalu pulang kampong bila sudah merantau, cinta tanah air dan
sangat bersedih bila orang yang kita cintai meninggal dunia.
Sebenarnya yang penting kapan
kita dipengaruhi oleh ketiga sifat itu, dan menonjol salah satunya sehingga
kita sadar akan pengaruhnya sehingga dapat mengendalikan diri. Menurutku
semuanya penting asal jangan membiarkan semuanya tak terkendali, bagaimana kita
dapat mengendalikannya dalam situasi yang wajar. Nah kemampuan pengendalian
inilah yang perlu control prilaku dan kesadaran jiwa.
Jangan sampai kalian menjadi
murid, karena ingin rangking pertama lalu menghalalkan segala cara. Dengan
menyontek, ngebet atau berlaku tidak jujur pada kuliah kalian. Semuanya ingin
lulus dan ingin berprestasi. Sesuai dengan ajaran agama, yang penting proses
yang kalian jalani benar, wajar kemudian masalah hasil kita serahkan kepada
sang penilai.
Nah disini kembali kita
diingatkan bahwa pengendalian proses berfikir yang sangat penting, makanya kita
harus selalu ingat dan melaksanakan Trikaya Parisuda. Berfikir yang baik,
berkata yang baik dan berbuat yang baik yang masih berdasarkan pedoman dharma.
“Dengan demikianmaka sudut
pandang akan sangat menentuan penilaian pikiran kita ya guru?” lata seorang
muridku. Iya benar jawabku sudut pandang akan membuat penilaian yang berbeda,
akan tetapi kebenaran dan kebaikan akan selalu ada pada tempatnya. Sudut
pandang yang akan mendrive pikiran kita kepada jenis penilaian.
Sama dengan penilaian kalian
dengan dosen-dosen kalian. Dosen yang sebaik apapun dalam proses mengajar akan
mendapat penilaian yang tidak baik dari beberapa muridnya. Namun yang baik akan
secara umum mendapat penilaian baik, dan yang tidak baiak akan secara umum
mendapat penilaian yang tidak baik.
Nah, didalam semua tindakan kita
, mengapa yang utama kita harus mengendalikan pikiran kita. Itu dikarenakan
semua proses selanjutnya direncanakan dalam berfikir. Pikiran akan merupakan
awal perencanaan sebuah pembicaraan, demikian pula pikiran akan merupakan awal
dari sebuah tindakan. Makanya kalian selalulah berpikir positip dan berfikir
baik terhadap sesuatu hal, sehingga ia akan dapat mereflekasikan kebaikan
kembali kepada diri kita kembali.
Demikian perbincangan singkat
kita untuk kali ini, hanya membahas masalah ringan tentang sudut pandang yang
sangat mempengaruhi pikiran. Dimana pikiran merupakan awal dan sumber dari
perkataan dan perbuatan. Semuanya dipengaruhi oleh sifat satwam, rajas dan
tamas. Semuanya itu mengisi sifat kita, semuanya penting dan perlu sehingga
kita dianugrahinya. Hanya kita perlu dapat mengendalikannya.
Om Canti Canti Canti Om.
Puri Gading, Senin Watugunung September 2014.
No comments:
Post a Comment