PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Monday, September 29, 2014

Perbincangan - 25 : Sudut Pandang Pengaruhi Pikiran



“SUDUT PANDANG MEMPENGARUHI PENILAIAN DAN PROSES BERFIKIR”
Oleh : I Putu Pudja

Om Suastiastu.

Meraka Kumpuk Berdiskusi Tugas Ospek
Malam itu memang murid-muridku baru pulang dari acara ospek taruna-taruni baru. Mereka mampir berbincang tentang penilaian terhadap seorang taruni baru. Biasa kesempatan mereka untuk menggidanya, bahkan memulai PDKT.

Kemuadian kuajak mereka berboincang relativitas sebuah penilaian, yang bisa saling berbeda kalau sudut pandngnya berbeda. Ku katakana bajwa:

Semua berawal dari pikiran, itulah sering kita dengar. Permasalahan itu pernah kita bicarakan pada perbincangan sebelumnya dalam Manajemen Kalbu. Dimana pikiran menjadi awal dari perkataan dan perbuatan. Dalam perbincangan kali ini kita akan coba focus dengan perbincangan tentang pikiran. Dari pikiran akan berawal semuanya.

Bila kita mengawalinya dengan berfikiran baik atau selalu berpikir positip maka akan semuanya minimal sebagian besar akan menghasilkan hal yang baik dan posititp. Demikian pula bila kita ber4fikir negatip dia akan nebghasilkan sesuatu yang negatip dan buruk. Sehingga yang paling susah dalam hidup ini adalah mengendalikan pikiran, karena dalam proses pikiran orang lainpun tidak akan dapat mempengaruhi atau mencegahnya.

Kita ambil contoh Perbuatan Rahawana yang menculik Dewi Sita, secara umum kita menilainya sebagai perbuatan yang jahat, Rahwana telah mencuri istri Sri Rama yang sah dan membawanya pergi ke Alengka. Namun oleh masyarakat Alengka (sr Langka) akan menganggapnya bahwa karena kegantengan Rahwana, makanya Dewi Sinta terpikat dan mengikuti Rahwana ikut ke Alengka. Nah disini sangat menentukan adalah sudut pandang terhadap suatu permasalahan.
Demikian pula kalau kita memandang seorang perempuan cantik, akan memiliki banyak penilaian. Penilaian itu akan berbeda-beda terutama yang melihatnya dari sisi : seorang ayah, dari seorang suami, dari seorang anak, dari perempuan lain, dari para lelaki mata keranjang . Akan muncul penilaian kasih saying seorang ayah kepada putrinya, akan muncul kebanggan  dan penilaian cinta kasih seorang suami kepada istrinya, akan muncul rasa cinta seorang anak kepada ibunya, atau bahkan akan muncul rasa iri melihat kecantikan dari wanita lain yang cemburu kelebiannya, dan lain sebagainya penilaian. Penilaian itu akan sangat berbeda dari sudat panadang yang berbeda. Tap semuanya sama akan berawal dari sebuah pikiran.
Kemudian akan melahirkan perkataan kekaguman, kebencian, kesombongan, bahkan membangkitkan birahi dan lain sebagaianya. Semua dikatakan akan berawal dari pikiran. Perkataan dan perbuatan orang itu dapat didengar maupun dilihat namun dalam hati siapa yang tahu.

Pikiran akan sangat dipengaruhi oleh tiga sifat dasar manusia yaitu : satwam, rajas, dan tamas.
1.   Orang yang dipengaruhi oleh sifat satwam, merupakan orang pikirannya yang dikendalikan oleh pikiran yang dapat mengendalikan pikirannya sendisri hingga selalu berbuat beradasrkan dharma dan selalu berbuat kearah pendekatan diri kepada Tuhan, senahai sang pencipta, pengasih dan penyayang;
2.  Orang yang dipengaruhi oleh rajas, merupakan orang yang pikirannya dipengaruhi sifat terlalu ambisional dalam mengausai, intervensi, sombong, suka perang, arogan, serakah dan lain sejenisnya. Dia akan memiliki ambisi seperti seorang raja ingin menundukkan, ingin menguasai, ingin paling nomor satu tanpa memikirkan benar tidaknya alasan nya untuk menguasai.
3.  Orang yang dipengaruhi oleh tamas, merupakan orang yang pikirannya dipengaruhi oleh sifat mendominasi diri, selalau berduka, selalu terikat objek-objek fana, suka bermalas-malasan dan lain sejenisnya.

Apakah memiliki sifat itu jelek? Tanya seorang muridku. Menurut ku semua sifat itu ada pada dirimu, tinggal bagaimana kita mengendalikan yang satu dan mengumbar yang lainnya. Sifat satwam akan mengiongatkan kita untuk tidak lupa dengan Tuhan, dengan kawajiban hidup. Sifat rajas akan emmbuat kirta bergairah untuk mewujudkan sesuatu, mempunyai jiwa kompetitip, dan pantang menyerah dalam melakoni hidup ini.

Demikian pula dengan sifat tamas, memang adakalanya kita tak terkendali sangat menyayangi hal yang kita miliki, dan melupakan ada yang lebih berhak dari kita yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Ikatan emosi terkadang membuat kita mempunyai keterikatan. Sifat ini yang selalu mempengaruhi kita untuk selalu pulang kampong bila sudah merantau, cinta tanah air dan sangat bersedih bila orang yang kita cintai meninggal dunia.

Sebenarnya yang penting kapan kita dipengaruhi oleh ketiga sifat itu, dan menonjol salah satunya sehingga kita sadar akan pengaruhnya sehingga dapat mengendalikan diri. Menurutku semuanya penting asal jangan membiarkan semuanya tak terkendali, bagaimana kita dapat mengendalikannya dalam situasi yang wajar. Nah kemampuan pengendalian inilah yang perlu control prilaku dan kesadaran jiwa.

Jangan sampai kalian menjadi murid, karena ingin rangking pertama lalu menghalalkan segala cara. Dengan menyontek, ngebet atau berlaku tidak jujur pada kuliah kalian. Semuanya ingin lulus dan ingin berprestasi. Sesuai dengan ajaran agama, yang penting proses yang kalian jalani benar, wajar kemudian masalah hasil kita serahkan kepada sang penilai.

Nah disini kembali kita diingatkan bahwa pengendalian proses berfikir yang sangat penting, makanya kita harus selalu ingat dan melaksanakan Trikaya Parisuda. Berfikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik yang masih berdasarkan pedoman dharma.

“Dengan demikianmaka sudut pandang akan sangat menentuan penilaian pikiran kita ya guru?” lata seorang muridku. Iya benar jawabku sudut pandang akan membuat penilaian yang berbeda, akan tetapi kebenaran dan kebaikan akan selalu ada pada tempatnya. Sudut pandang yang akan mendrive pikiran kita kepada jenis penilaian.

Sama dengan penilaian kalian dengan dosen-dosen kalian. Dosen yang sebaik apapun dalam proses mengajar akan mendapat penilaian yang tidak baik dari beberapa muridnya. Namun yang baik akan secara umum mendapat penilaian baik, dan yang tidak baiak akan secara umum mendapat penilaian yang tidak baik.

Nah, didalam semua tindakan kita , mengapa yang utama kita harus mengendalikan pikiran kita. Itu dikarenakan semua proses selanjutnya direncanakan dalam berfikir. Pikiran akan merupakan awal perencanaan sebuah pembicaraan, demikian pula pikiran akan merupakan awal dari sebuah tindakan. Makanya kalian selalulah berpikir positip dan berfikir baik terhadap sesuatu hal, sehingga ia akan dapat mereflekasikan kebaikan kembali kepada diri kita kembali.

Demikian perbincangan singkat kita untuk kali ini, hanya membahas masalah ringan tentang sudut pandang yang sangat mempengaruhi pikiran. Dimana pikiran merupakan awal dan sumber dari perkataan dan perbuatan. Semuanya dipengaruhi oleh sifat satwam, rajas dan tamas. Semuanya itu mengisi sifat kita, semuanya penting dan perlu sehingga kita dianugrahinya. Hanya kita perlu dapat mengendalikannya.

Om Canti Canti Canti Om.

Puri Gading, Senin Watugunung September 2014.

No comments:

Post a Comment