"Tanggung Jawab Sebagai Manusia, Sarwa Prani Hitang Karah"
Oleh : I Putu Pudja
"Kerinduak Terhadap Kesejahteraan Seperti Rindunya Ombak akan Pantai" |
Di suatu sore berawan, aku
duduk-duduk di Bale Bengong, sambil rehat sejenak setalah melakukan perjalanan
sedikit melelahkan, dari Denpasar – Jakarta, walau dengan pesawat terbang,
badan rasanya remuk redam, karena beberapa hari di Bali menjadi sopir keluarga.
Hahahaha. Nusa Dua – Puri Gading pp beberapa kali keterkaitan dengan Wisuda
Putriku yang ada – ada saja SMA saja pakai wisuda di Hotel Berbintang, sejak
gladi kotor, gladi bersih sampai pelaksanaan. Kemudian Denpasar – Puri Gading
(pp) beberapa kali karena ia mengikuti SBMPTN , katanya harus cek lokasi dulu agar
saat pelaksanaan tak susah.
Sembari menatap sore yang berawan
Carlie Bravo, ditemani Kopi Capucino Coo Granul, aku sempat ngelamun. Di tempat
yang sama ku ingat muridku pernah bertanya, yang belum tuntas kujawab. Muridku
bertanya diujung pertemuan, dia menanyakan sebagai berikut. “Guru kita telah
mengetahui Catur Purusa Artha menjadi tujuan kita hidup, terus yang menjadi
tanggung jawab kita sebagai manusia apa ya guru?. Enaknya menjadi Guru ku
kembalikan pertanyaan itu mengingat sudah cukup larut malam untuk merenungkan
dan mengaitkan keduanya.
Lalu ku ingat kembali, sore itu
dengan pertanyaannya. Pada kesempatan ini akan aku coba menjelaskannya apa sih
Tengung Jawab kita sebagai manusia.
Sebagai tanggung jawab kita
sebagai manusia Hindu, sebenarnya mengimplementasikan semua ajaran dharma.
Kalau kita ingat paling sederhana adalah konsep kerangka ajaran Hindu : Tatwa,
Susila, Upacara. Ya tanggung jawab kita melakukan Upacara dan melaksanakan
etika yang menjadi implementasi dari dharma.
Kemudian bila kita ingat setiap
berdoa, Tri Sandya kita selalu mengucapkan –sarwa perani hitangkarah= kita
memohon kesejahteraan semua makhluk, dunia dengan isinya. Kemudian kita ingat
dengan konsep Tri Hita Karana, semuanya mengharapkan kehadiran sebuah kondisi
yang disebut Hita, sejahtera. Kesejahteran seluruh alam beserta isinya,
terutama manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang paling sempurna diantara makhluk.
Tri Hita karana kita telah
mendeklarasikan bahwa keharmoninas itu perlu, sehingga tanggung jawab kita
selanjutnya adalah menciptakan keharmonisan di jagat raya ini, keharmonisan
manisa dengan Tuhannya, Keharmonisan manusia dengan manusia serta keharmonisan
manusia dengan alam semesta. Penciptaakn keharnonisan ini kita implementasikan
dengan melaksanakan Yadnya, yang dlaam Hindu Kita kenal dengan panca yadnya,
semuanya itu dilakukan agar terjadi keharmonisan.
Sebagai umat manusia, sebagai
warga negara kita juga memiliki tugas sebagai dharma negara, ikut mengentaskan
ketunaan dalam masyarakat berupa kemiskinan, kekurang mampuan, kekurangan.
Dalam weda kita dikatakan mempunyai kewajiban dalam somya sarwa butta.
Mengentaskan segala butta, segala kekurangan baik material atau immaterial umat
manusia. Sungguh mulia tugas dan kewajiban kita sebagai manusia. Yang tidak
kalah pentingnya sebagai umat manusia sebagai warga masyarakat kita
berkewajiban untuk mentaati hukum.
Baik hukum positif maupun hukum
Tuhan yang telah kita yakini, dimana Dia akan tetap ada saat “awal-pertengahan
dan akhir” Semuanya itu tetap akan bermuara pada kedamaian, kesejahteraan dan
keharmonisan. Mudahnya bagaimana kita memanusiakan manusia, karena dalam
memanusiakan manusia kita juga akan ikut memanusiakan alam sekeliling manusia
itu.
Tentunya sebagai manusia yang
masih berstatus menjadi Taruna/ taruni, secara umum masih merupakan sisya, maka
sesungguhnya pekerjaan yang paling mulia itu tetap kita ingat kembali :
berkorban –terutama immaterial karena masih menjadi sisya-, jnana, mempelajari
ilmu pengetahuan termasuk kitab suci, dan tidak lupa berdana punia.
Glegar halilintar dan grimis
rupanya semakin deras, kopipun sudah habis aku sruput, memang enak sampai
tegukan terakhir kopi kali ini, serta dadar gulung kiriman yang mulanya masih
dua telah ku habiskan, ternyata ngelamun kali ini disamping enak mengingat
kembali ke pertanyaan muridku terdahulu, juga dibarengi laper disamping capek
yang rada berat.
Semoga yang pernah bertanya dapat membacanya, dan mendapat jawaban yang, astungkara menyejukkan.
Semoga yang pernah bertanya dapat membacanya, dan mendapat jawaban yang, astungkara menyejukkan.
Semoga bermanfaat, sarwa prani
hitangkarah.
Lamunan Sore di Bale Bengong Pondok Betung Bintaro.
No comments:
Post a Comment