PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Tuesday, November 3, 2015

Perbincangan 46 : Fokus dalam menjalani hidup itu perlu

"FOKUS DALAM MENJALANI HIDUP"


Oleh : I Putu Pudja

Sunshine duration meter
 Om Suastiastu,

Saya teringat pada suatu kali kami berdiskusi di kelas, beberapa tahun silam, seorang murid menanyakan bahwa dia tidak bias fokus, dalam belajar, demikian juga dalam sembahyang. Masalah pertanyaan itu kelihatannya akan selalu update kalau kita kaitkan dengan tujuan hidup, maupun dalam proses pencarian dalam hidup ini.

Salah satu kata kunci disini adalah kata fokus. Fokus kita kenal sebagai sebuah titik dalam lensa atau cermin, merupakan sebuah titik mengumpulnya berkas sinar sinat yang sejajar dengan sumbu lensa, sehingga kalau kita letakkan kertas pada titik itu dan lensa diarahkan ke matahari, maka kertas itu akan terbakar. KOnsep ini berlaku pada suryakanta yang apinya dianggap api suci.

Demikian pula dengan tujuan yang kita tuju dalam hidup ini hendaknya menjadi titik fokus yang dituju agar dapat kita capai, dengan mengumpulkan tenaga dan fikiran ke arahnya. Dalam hidup kita sering dihadapkan pada dilema, sehingga daya juang kita terbagi, bahasa pemasarannya penetrasi perjuangan kita menjadi tidak fokus. Nah kata Fokus memang mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Ibarat kita sembahyang fokus, konsentrasikan pikiran kita kepada suatu titik yaitu Yang Maha Kuasa, namun bila kita jujur berpa persenkah kita bisa fokus. Tentu anda sendiri yang tahu jawabannya.

Fokus disini yang akan kita tinjau dari dua aspek saja, pertama dari segi kerangka Agama HIndu, dan kedua dari Trikaya Parisuda.

Pertama : Bila kita ingat dengan kerangka Agama Hindu, maka kita akan selalau ingat masalah : Tattwa, sebagai rule of law nya agama yang kita anut, yang menjadi pedoman dalam kita menjalankan dharma; Etika, yang sering juga dikatakan sebagai sulila, yang menjadi rambu dalam kita menjalankan dharma. Ibarat kita pemain bola, dia akan menjadi aturan permainan, gari-garis lapangan sehingga dan menjadi aturan yang diturunkan dari tatwa maupun norma dan undang-undang yang telah disepakati bersama, sehingga bisa dikatakan datang dari atas dan bertumbuh dari komunitas itu sendiri, dan Upacara : merupakan implementasi tatwa dalam mengejawantahkan tatwa, dalam mencapai tujuan yang kita capai, yaitu titik ujung dati catur Purusa Artha, yaitu mokhsartanm jagathita ya caiti dharma.

Disini kita fokus beribadah dengan baik dalam kehidupan nyata maupun dalam implementasi, ngayah sebagai kewajiban kita sebagai umat untuk mencapai kehidupan ini. Jadi kita harus berdasarkan rule of law, tidak melanggar susila, mengimlementasikan ajaran dharma untuk menuju tujuan hidup.

Kedua : Manacika, Wacika dan Kayika yang fokus. Yang artinya natra fikiran, perkataan serta perbuatan kita harus fokus, in line sehingga mempunyai daya tembus yang lebih kuat menjadikan penetrasi pencapaian tujuan kita menjadi lebih mudah.

Semuanya itu haruslah kita praktekkan pada swadarma kita menjadi umat manusia yang mempunyai tujuan dan kewajiban hidup didunia ini. KIta erlu menyelaraskan pemikiran, perkataan dan perbuatan kita sesuai dengan swadarma kita masing-masing.

Menjadi seorang mahasiswa, hendaknya lah menjalankan swadarma seorang siswa, sisya yang menuntut ilmu, tetap pada tatanan Brakmacharia yang fokus pada pendidikan, minimal lulus pendidikan tepat waktu, kalau bisa dengan nilai yang minimal memuaskan. Hal-hal yang lebih baik dari itu merupakan pencapaian lebih dalam tatanan asrama tersebut. 

Demikian pula alau sudah selesai menempuh tingkatan pendidikan terus memasuki dunia kerja, atau mulai masuk grahasta, kita harus fokus bagaimana kita membangun karier dengan baik, dengan tidak melupakan minimal kedua apa yang disebutkan diatas, fokus dalam Kerangka Agama, fokus dalam Trikaya Parisuda.

Jadi pada setiap tahapan hidup, pada setiap komunitas hidup kita perlu fokus, dengan tujuan hidup dan tentunya perlu diselaraskan dengan tujuan komunitas dan organisasi dimana kita berada. Sehingga kita perlu menyesuaikan diri dengan desa-kala-patra.

Wah gawat ne guru, kata muridku. Kok dibawanya kemana-mana. Padahal kita hanya menanyakan masalah fokus saja. Ya memang bisa dibawa kemana mana, karena agama sejatinya pedoman hidup kita sangat update bila dikaitkan dengan kehidupan dan kebutuhan spritual dalam kehidupan kita. 

Fokus terhadap suatu tujuan, suatu kegiatan memang memerlukan proses pembelajaran yang panjang. Kalian dapat memulainya dan maju sedikit demi sedikit. Gangguan akan selalu ada karena kita hidup bermasyarakat, dan dikuasai oleh emosi, keinginan yang sangat banyak, dan sangat mungkin meledak ter triger oleh masalah yang diluar keinginan kita. Jadi prosesnya adalah belajar seumur hidup, long life learning. Belajar tidak akan ada hentinga....... selamat belajar.

Fokus dilakukan sebagai proses pembelajaran, fokus terus harus di justifikasi dan di tera ulang apakah dia masih dalam koridor yang disebutkan di atas. Untuk itu fokus merupakan proses yang panjang yang memerlukan usaha. Ada yang mudah memprolehnya dan ada yang sangat lama memprolehnya.

Selamat ber'fokus' dalam menyusuri hidup ini menuju tujuan hidup "mokhsartam jagathita caiti dharma". Semoga semua makhluk berbahagia. Selalulah fokus dalam kehidupan ini.

Om Canti, Canti, Canti Om

No comments:

Post a Comment