“TERNYATA WEDA ITU SANGAT FUTURISTIK, JAUH MELAMPAUI ZAMANNYA”
Oleh : I Putu Pudja
Om Suastiastu.
![]() |
Peresmian Patung Saraswati di USA |
Sore itu udara sedikit dingin,
aku duduk di teras rumah dinasku sambil menikmati suara burung ciblek yang
tergantung di depang garasi. Dua orang muridku menghampiri dan ikut menikmati
suara burung itu. Kukatakan bahwa itu vurung kecil tetapi suaranya menjadi
kelangenan banyak orang. Kukatakan kepada mereka mungkin seharusnya demikian
pula umat Hindu di Indonesia, walau sedikit atau kecil dalam jumlah, aku
harapkan dapat menjadi peneduh dalam hubungan antar umat,s erta berperan dalam
membina kerukunan umat beragama.
Lalu meraka bercerita, bahwa
mereka baru bangun karena semalaman ‘mekemit’ terkait dengan Perayaan
Saraswati, serta pagi-pagi pergi mandi ke pantai. Lalu mereka ketiduran
sehingga bangun-bangun sudah sore. Sepulang mereka dari makan di warung mampir
ketempatku.
Yandana menceriterakaan tentang
turunnya Ilmu Pengetahuan dikaitkan dengan perayaan Peringatan Saraswati,
mereka masih hafal dengan simbuk Dewi Saraswati dengan apa saja yang
dipeganggnya dalam stana Nya di atas tratai.
Lalu Delina menanyakan kepada ku,
“Guru katanya, apakah Agama yang kita anut benar sebagai sumber ilmu
pengetahuan, terutama ilmu yang sedang kami pelajari yang selalu terkait dengan
fisika?” Ia memang semua mta kuliah inti yang mereka pelajari di Kampusnya, mewajibkan mereka harus
memahami proses fisika yang terkait dengan proses yang terjadi di dalam bumu,
maupun di atas bumi di atmosfer.
Kukatakan mudahnya pertanyaan
kalian itu mungkin “Apakah Hindu telah mempunyai pandangan jauh kedepan dalam
ilmu pengetahuan yang tertuang dalam Weda sebagai pustaka sucinya?”
Nah terkait dengan ini Guru akan
berikan dua contoh saja yang terkait dengan fisika, apakah Hindu itu telag futuristic?.
Mungkin kalian masih ingat teori dualism cahaya yang pertama kali dikenalkah de
Broglie itu. Kita dapat memandang cayaya
dalam dua konsep :
1. Dapat
memandangnya sebagai sebuah partikel. Yang terdiri dari doton fotom yang
menjadi paket energy, dengan energy per foton sebagai energy kinetic patikel.
Dalam hindu yang telah jauh sebelum teori partikel cahaya ini dikenalkan
dikenal sebagai ‘bindu’ yang berarti tititk atau partikel;
2. Dapat
memandangnya sebagai gelombang elektromagnetik, yang membawa paket energy yang
sangat tergantung dari frekuensi gelombang tersebuty. Karena terdiri dari
berbagai gelombang maka ketika melewati prisema maka sinar putih akan diuraikan
menjadi sinar atau gelombang merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
sebaia sinar pelangi yang kita kenal. Karena merupakan gelombang dengan panjang
gelombang berbeda maka pembiasannya juga berbeda beda shingga kelihatan
terurai. Dalam weda anggapan ini dikenal dengan anggapan bahwa cahaya itu
merupakan “nada” atau gelombang.
Sehingga dari
konsep dualisame cahaya ini dalam fisika kita kenal dengan : partikel dan
gelombang; maka dalam weda jauh sebelumnya telah diungkapkan teori tersebut
dengan konsep bindu dan nada. Dapat dikatakan bahwa weda berisikan ilmu
pengetahuan yang sangat futuristic, yang belum terpikirkan manusa secara luas pada
zamannya.
Demikian pula
dikaitkan dengan ilmu meteorology, yang mengatakan bahwa proses hujan berawal
dari penguapan air di permukaan , lalu mengalami proses konveksi naik ke
atmosfer lalu mengalami pengembunan, terus turun sebagai hujan. Dalam weda
dikatakan bahwa hujan terjadi karena adanya hisapan air laut –sebagai sumber
penguapan utama- ke atmosfer, oleh pelang, sehingga terjadilah hujan. Weda
telah menceritakan masalah ini dengan sangat sederhana sehingga mudah difahami
oleh umat pada xamannya dulu.
Pelangi yang
berwarna warni itu diibaratkan sebagai saluran air yang ditarik dari laut ke
udara. Itu bentuk penyederhanaan dari proses penguapan dan konveksi. Itu sangat
benar karena pelangi terjadi menadakan bahwa di langit kaya akan uap air yang
sudah siap menjadi hujan. Sinar matahari akan melewati butiran butiran air di
udara, atau mudahnya lapisan air sehingga terjadi disperse pembiasan sehingga
gelombang putih cahaya matahari yang polykromatis diurai menjadi warna pelangi
yang mempresentasikan gelombang gelombang dengan berbagai panjang gelombang
pelangi. Disini ada siklus air yang sama yaitu laut-udara –hujan-bumi- laut. Penguapan-konveksi-pengembunan
dan hujan dan seterusnya.
Proses fisis
hujan telah dijelaskaan dengan sangat sederhana, logis dan mudah dipahami oleh
orang awam. Tidak memerlukan penjelasan yang jlimer, seperti pelajaran
Meteorologi Fisis, yang menjabarkannya dengan teori gas ideal, kemudian teori
gravitasi dan berat butiran, yang dihitung diameternya sehingga memenuhi syarat
turun sebagai hujan. Gebitu juga dalam praktek kita hanya mengukur suhu udara,
dengan table penguapan atau titik embun kita tahu kapan udara jenuh dan
memprediksikannya sebagai kapan akan hujan.
Sebenarnya
masih banyak isi weda yang menjadi sumber ilmu pengetahuan, yang pada saat
zaman turunnya weda tidak terpikirkan sampai kesana, seperti teori ledakan
Lubang Hitamg, Big Bang dalam
pembentukan alam semesta kemudian diikuti dengan bergesernya cahaya ke arah
gelombang panjang yang menyatakan bahwa alam raya ini mengembang, dan bila di
inversikan akan kembali ke zaman saat pembentukannya. Ini oleh para ilmuwan
yang dikatakan bahwa Hindu dengan wedanya sangat futuristic dalam ilmu
pengetahuan.
Masih banyak
lagi yang telah termuat dalam weda, terbuktikan oleh ilmu pengetahuan modern
dengan berbagai macam penelitian semakin mengokohkan bahwa Weda sebagai sumber
ilmu pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan bila dikaitkan dengan peradaban manusia, sangat membantu manusia
memahami, dan memecahkan masalah alam maupun masalah kehidupan. Sebagai ucapan
terima kasih dan rasa syukurnya manusia dengan adanya ilmu pengetahuan yang
telah dirurunkan Tuhan Yang Maha Kuasa melalu berbagai kitab suci berbagai
agama, khususnya weda. Peringatan Hari
Saraswati merupakan momentum yang tepat
untuk umat Hindu selalu merefleksikan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapat,
yang telah mereka nikmati, dansadar tanggung jawabnya untuk selalu
mengembangkan ilmu pengetahuan ini
Untuk ini tidaklah
berlenihan dikatakan bahwa kampus merupakan tempay menuntut dan mengemabngkan
ilmu pengetahuan tersebut serta sebagai agen penyebaran ilmu pengetahuan itu di
kampus saja, akan tetapi dalam kehidupan kampus yang lebih luas yaitu
masyarakat.
Hal tiu telah
ditunjukkan dengan Tridharma perguruan tinggi, dengan : pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat. Yang perupakan sebuah proses penuntutan ( pencarian
) – pengembangan dan sosialisasi hasil-hasil yang diperoleh untuk kemaslahatan
umat masyarakat.
Nah Yandana dan
Delina, kalian mempunyai tugas yang cukup berat sebenarnya dikaitkan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan ini, bersama warga kampus lainnya yang kerennya kita
sebutkan sebagai civitas academica sebagai agent perubahan dalam ilmu
pengetahuan, untuk mengisi spirit Peringatan Hari Saraswati yang baru kalian
laksanakan. Di pundak kalian ada tanggung jawab.'
Agama Hindu
dengan Wedamya jauh sebelum zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
telah mengajarkannya demikian. Delina memotong ku: “ Jadi guru, weda itu bukan
hanya sebagai referensi ilmu agama saja, tetapi weda juga sebagai seumber dari
ilmu pengetahuan yang lain?”
Ya benar, coba
kau lihat kembali sistematika atau kodifikasi weda, apa saja yang termuat
didalamnya disana kalian akan mendapatkan jawabannya, bahwa weda merupakan
sumber dari pengetahuan, termasuk didalamnya –agama, seni, filsafat dan ilmu-
Demikianlah
ilmu itu seperti cakrawala yang kita lihat setiap kali ini, dia ada akan tetapi
kalau kita kejar dia akan selalu menjauh. Jadi cakrawala dapat diibaratkan
sebagai batas pengetahuan itu yang sangat semu, tidak ada batasnya. Jangan
menyangka diri pintar, masih banyak yang peril dipelajari, diatas langit masih
ada langit kataku.
Suara burung
ciblek semakin menderu dan semakin ramai disahuti oleh burung ciblek tetangga,
menyambut sandi kala, dan suara azan di masjid sebelah rumah sudah terdengar,
kami bubaran ingin melepas sandikala dengan mantram Tris Sandya.
Om
Canti, Canti, Canti Om.
Puri Gading, 9 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment