MENAJEMEN KALBU 2
Oleh : I Putu Pudja
Om Suastiasti.
![]() |
Suasana Jaba Tengah |
Dalam perbincangan seblumnya telah guru jelaskan tentang
manajemen kalbu yang dikaitkan dengan Tri Kaya Parisuda, yang terus harus
dijalankan untuk mendapatkan nilai tambah yang berkelanjutan, untuk mencapai
kebahagiaan abadi.
Dalam perbincangan kali ini guru lanjutkan untuk membahas
lebih lanjut tentang Tri Kaya Parisuda tersebut, terutama akan dikaitkan dengan
sloka atau bait-bait yang terkandung dalam Manawa Dharama Sastra (MDS). Nafsu
yang terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan harus dikendalikan dengan
karmapata. Disebutkan diantaranya adalah
:
·
tiga untuk gerak pikiran,
·
empat untuk prilaku perkataan, dan
·
tiga untuk gerak tindakan
Perbuatan yang timbul dari gerak badan, perkataan dan
pikiran
1. Manacika
sering disebutkan sebagai manah, pikiran.
Dikatakan
pikiran sangat berperan sebagai komando pimpinan dalam manajemen pribadi yang
akan juga berpengaruh pada manajemen organisasi. Terkait dengan manah ini dapat
kita ingat kembali artis ebuah bait dalam MDS sebagai berikut :”Tubuh
dibersihkan dengan air, pikiran di sucikan dengan kebenaran, jiwa manusia diisi
dengan pelajaran suci, tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar”. (
Manawa DS, V.109)
Karmapata yang dikaitkan
dengan perbuatan yang timbul dari gerak fikiran ini adalah :
·
Tidak menginginkan dan tidak dengki thd milik
orang lain;
·
Tidak berpikir buruk terhadap orang lain dan
semua makhluk;
·
Tidak mengingkari Hukum Karma (karmaphala).
2. Wacika
mungkin dapat kita kaitkan dengan perbuatan wicara, sebagai perbuatan perktaan.
Banyak disebutkan bahwa perkataan diibaratkan sebuah pisau bermata dua.
Dikaitkan dengan perkataan ini dikatakan
Niti Sastra bahwa :”Karena perkataanmu, Engkau
akan :
a.
mendapatkan bahagia,
b.
Memenuhi ajalmu
c.
Mendapatkan kesusahan , dan
d.
Mendapatkan sahabat”.
·
Tidak berkata jahat;
·
Tidak berkata kasar;
·
Tidak memfitnah, dan
·
Tidak berbohong.
3. Kayika
merupakan karya, sebagai aktualisasi
pikiran dan perkataan. Dalam Sararsamuscata disebutkan kalau diartikan
kira-kira sebagai berikut : “Inilah yang patut tidak dilakukan: membunuh,
mencuri, berbuat zina, hendaknya tidak dilakukan terhadap siapapun; baik secara
ber-olok2, bersendagurau, dirundung malang, keadaan darurat, dalam khayalan
sekalipun, hendaknya dihindari ketiganya.
Sehingga
karmapata yang dikaitkan dengan Kayika ini adalah :
·
Tidak Menyakiti atau tidak membunuh (Ahimsa);
·
Tidak mencuri, merampok, mengambil hak orang
lain secara tidak syah, menenerima suap, nepotisme dan rakus;
·
Tidak berzinah.
Nah demikianlah sebagian hal-hal
yang utama yang perlu dikendalikan dalam kita melaksanakan Tri Kaya Parisuda,
yang merukanan kegiatan penyucian tiga karya utama, yaitu pikiran, perkataan
dan perbuatan. Itu hanyalah yang pokok, sebagai karmapata ,namun bila kita
membicarakan masalah susila, masalah dharma, maka akan sangat lebih banyak lagi
hal-hal yang patut kita hindarkan. Untuk itu menerapkan menajemen kalbu,
sebagai penerapan manajemen perubahan dalam ‘phala’ kehidupan menuju kebahagiaan
abadi sebagai ujung dari purusaartha tidaklah mudah.
Ketidakmudahan itu pula akan
sangat dipengaruhi sifat-sifat yang memang sudah kita bawa sejak lahir, baik
sifat yang asuri sampat maupun daiwi sampat. Nah disini dituntut kebijakan
kita, jalan mana yang akan kita tempuh, karena Tuhan telah menciptakan manusia
sebagai makhluk yang paling beruntung yang dapat menentukan karmanya sendiri. Mau
baik, atau mau kurang baik, atau mau jelek itu pilihan diserahkan kepada
Saudara sekalian.
Nah Selamat Siang.
Om Canti, Canti, Canti Om
No comments:
Post a Comment