PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Wednesday, September 10, 2014

Perbincangan 22 Manajemen Kalbu 2



MENAJEMEN KALBU 2
Oleh : I Putu Pudja

Om Suastiasti.

Suasana Jaba Tengah
Dengan murid-muridku yang rupanya tertarik dengan maslaah manajemen kalbu, yang diperbincangakns ebelumnya, ijinkanlah Guru menjelaskan sedikit lagi tentang karmapata yang merupakan salah satu rambu dalam manajemen kalbu. Dalam perbincangan ini karena sesuatu hal, tidak diadalakn dialog, langsung penjelasan.

Dalam perbincangan seblumnya telah guru jelaskan tentang manajemen kalbu yang dikaitkan dengan Tri Kaya Parisuda, yang terus harus dijalankan untuk mendapatkan nilai tambah yang berkelanjutan, untuk mencapai kebahagiaan abadi.

Dalam perbincangan kali ini guru lanjutkan untuk membahas lebih lanjut tentang Tri Kaya Parisuda tersebut, terutama akan dikaitkan dengan sloka atau bait-bait yang terkandung dalam Manawa Dharama Sastra (MDS). Nafsu yang terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan harus dikendalikan dengan karmapata.  Disebutkan diantaranya adalah :
·         tiga untuk gerak pikiran,
·         empat untuk prilaku perkataan, dan
·         tiga untuk gerak tindakan
Perbuatan yang timbul dari gerak badan, perkataan dan pikiran
1.       Manacika sering disebutkan sebagai manah, pikiran.
Dikatakan pikiran sangat berperan sebagai komando pimpinan dalam manajemen pribadi yang akan juga berpengaruh pada manajemen organisasi. Terkait dengan manah ini dapat kita ingat kembali artis ebuah bait dalam MDS sebagai berikut :”Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran di sucikan dengan kebenaran, jiwa manusia diisi dengan pelajaran suci, tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar”. ( Manawa DS, V.109)

Karmapata yang dikaitkan dengan perbuatan yang timbul dari gerak fikiran ini adalah :
·         Tidak menginginkan dan tidak dengki thd milik orang lain;
·         Tidak berpikir buruk terhadap orang lain dan semua makhluk;
·         Tidak mengingkari Hukum Karma (karmaphala).

2.       Wacika mungkin dapat kita kaitkan dengan perbuatan wicara, sebagai perbuatan perktaan. Banyak disebutkan bahwa perkataan diibaratkan sebuah pisau bermata dua. Dikaitkan dengan perkataan ini  dikatakan Niti Sastra  bahwa :”Karena perkataanmu, Engkau akan :
a.       mendapatkan bahagia,
b.      Memenuhi ajalmu
c.       Mendapatkan kesusahan , dan
d.      Mendapatkan sahabat”. 

Maka karmapata yang dikaitkan dengan wacika ini adalah :
·         Tidak berkata jahat;
·         Tidak berkata kasar;
·         Tidak memfitnah, dan
·         Tidak berbohong.

3.       Kayika merupakan  karya, sebagai aktualisasi pikiran dan perkataan. Dalam Sararsamuscata disebutkan kalau diartikan kira-kira sebagai berikut : “Inilah yang patut tidak dilakukan: membunuh, mencuri, berbuat zina, hendaknya tidak dilakukan terhadap siapapun; baik secara ber-olok2, bersendagurau, dirundung malang, keadaan darurat, dalam khayalan sekalipun, hendaknya dihindari ketiganya.
Sehingga karmapata yang dikaitkan dengan Kayika ini adalah :
·       Tidak Menyakiti atau tidak membunuh (Ahimsa);
·       Tidak mencuri, merampok, mengambil hak orang lain secara tidak syah, menenerima suap, nepotisme dan rakus;
·       Tidak berzinah.

Nah demikianlah sebagian hal-hal yang utama yang perlu dikendalikan dalam kita melaksanakan Tri Kaya Parisuda, yang merukanan kegiatan penyucian tiga karya utama, yaitu pikiran, perkataan dan perbuatan. Itu hanyalah yang pokok, sebagai karmapata ,namun bila kita membicarakan masalah susila, masalah dharma, maka akan sangat lebih banyak lagi hal-hal yang patut kita hindarkan. Untuk itu menerapkan menajemen kalbu, sebagai penerapan manajemen perubahan dalam ‘phala’ kehidupan menuju kebahagiaan abadi sebagai ujung dari purusaartha tidaklah mudah.

Ketidakmudahan itu pula akan sangat dipengaruhi sifat-sifat yang memang sudah kita bawa sejak lahir, baik sifat yang asuri sampat maupun daiwi sampat. Nah disini dituntut kebijakan kita, jalan mana yang akan kita tempuh, karena Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling beruntung yang dapat menentukan karmanya sendiri. Mau baik, atau mau kurang baik, atau mau jelek itu pilihan diserahkan kepada Saudara sekalian.

Nah Selamat Siang.
Om Canti, Canti, Canti Om

No comments:

Post a Comment