PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Monday, July 7, 2014

Perbincangan-18 Sedikit Tentang Demokrasi dalam HIndu



“SEDIKIT TENTANG DEMOKRASI DALAM HINDU”
oleh : I Putu Pudja

Demokrasi
Hingar bingar kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden telah berlalu, kita memasuki masa tenang, namun di luar negeri warga negara Indonesia yang mempunyai hak  pilih telah melaksanakan hak pilihnya sejak hari minggu lalu. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden merupakan salah satu pesta demokrasi, yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Terakhir ini menggunakan pemilihan langsung memlikih presiden, bukan lagi pemilihan presiden dilakukan dengan musyawarah mufakat oleh anggota DPR/MPR.

Demikian pula umat Hindu sebagai warga negara Indonesia akan menggunakan hak pilihnya datang ke TPS mencoblos pilihan mereka masing-masing. Dikaitkan dengan demokrasi ini apakah Hindu itu demokratis.
Untuk menjawabnya mari kita tengok sehebaj arti demokrasi itu.

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani, dengan ibukota Athena. Saat dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Sehingga Cleisthenes dikenal sebagai "bapak demokrasi dari Athena."
Demokrasi (bahasa Yunani) dari demos = rakyat “ dan kratos kekuatan atau kekuasaan. Jadi demokratia berarti kekuasaan rakyat. Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat  atas negara ,untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Tiga pilar memerintahan dikenal dengan trias politika, yaitu kekuasaan Legislatif, kekuasaan Eksekutif , dan kekuasaan Yudikatid.

Jadi factor penting dalam demokrasi adalah adanya pembagian kekuasaan dan kedaulatan pada rakyat. Gagasan pokok suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu: (1) Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan (2) Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Menurut Almadudi, yang dikenal dengan soko guru demokrasi adalah : (1) Kedaulatan rakyat; (2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah; (3) Kekuasaan mayoritas; (4) Hak-hak minoritas; (5) Jaminan hak asasi manusia; (6) Pemilihan yang bebas, adil dan jujur; (7) Persamaan di depan hukum; (8) Proses hukum yang wajar; (9) Pembatasan pemerintah secara konstitusional; (10) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik, dan (11) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Terus adakah nilai-nilai tersebut diatas baik prinsip maupun azas-azas yang dilaksanakan sebagai implementasi dari ajaran Weda?. Tentu sangat banyak tentunya walau memang beberapa implementasi yang berkembang dimasyarakat memang ada yang bertentangan dengan demokrasi. Tapi beberapa contoh dibawah ini adalah contoh dari demokratisnya agama hindu.

1.  Konsep Istadewata: Istadewata:  Istadewata adalah suatu konsep atau nilai, dimana umat diberikan kebebasan untuk memilih Ideal, nama dan rupa dari Tuhan yang ingin dipujanya. Di dalam Hindu, ada berbagai sekte dan mereka saling menghormati satu sama lain. Ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan umat melakukan konsentrasi dalam melakukan sembahyang.

2.  Hukum Karma : Dalam keyakinan akan Hukum Karma, masing-masing umat secara pribadi memiliki kehendak bebas dan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Umat  berdaulat atas dirinya. Ini merupakan salah satu sendi dan sekaligus tujuan demokrasi

3.       Tat Twam Asi : Secara vertikal. Atman adalah Brahman. Atman Brahman Aikyam. Pada hakekatnya atman yang menjadi zat hidup makhluk, merupakan percikan suci dari Tuhan Yang Maha Esa. Secara horisontal, setiap manusia memiliki esensi yang sama. Didalamnya terdapat atman, masing-masing atman merupakan percikan suci dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga mempunyai esensi yang sama setiap manusia itu. Tujuan demokrasi adalah menjadikan manusia itu bermartabat. Sejalan dengan ajaran dharma.

4.    Pembagian Kekuasaan:  Dalam agama Hindu ada pemisahan kekuasaan antara penguasa agama, Raj Dharma yaitu kaum Brahmana; dengan penyelenggara negara termasuk para pembela negara Raj Niti, para ekonom penggerak perekonomian negara ( Raj Artha ), dan para tenaga kerja.

5.       Adanya Catur warna juga menunjukkan adanya pemisahan kekuasaan, atau fungsi umat dalam masyarakat.
 
     Bila kita kaitkan dengan demokrasi yang ditandai dengan adanya kedaulatabn rakyat (umat) dan pembagian kekuasaan, maka sejatinya dalam agama Hindu  sudah berjalan hal tersebut, yang perlu ditumbuh kembangkan terus sehingga partisipasi umat Hindu sebagai pengembang demokrasi akan menjadi lebih kelihatan.

===
Bukit Jimbaran, 8 Juli 2014

No comments:

Post a Comment