PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Thursday, August 7, 2014

Perbincangan 19 : Kebudayaan, Agama dan Kewajiban Manusia

“KEBUDAYAAN, AGAMA , ILMU PENGETAHUAN DAN KEWAJIBAN MANUSIA”

Oleh : I Putu Pudja

Arus Mudik 2014
Sore itu aku duduk di Bale Bengong, menikmati semilir angin sore sambil menyaksikan Bunga Bougenvile sedang bermekaran, melambai lambai ditiup angin. Bunganya menjadi meriah sejak diindahkan ke tengah halaman yang kaya akan matahari. Aku baru saja balik dari kampung karena libur bersama yang cukup panjang, seorang muridku menghampiri. Ngobrol ngalor ngidul cerita tentang lebaran dan arus mudik yang semakin tahun semakin membludak.  Dia mengatakan bahwa mudik itu sebuah kebudayaan, “Tapi apakah itu kewajiban Guru”, Tanyanya.
Untuk menjawabnya aku katakan bahwa hal itu sulit di jawab, karena itu sudah menjadi tradisi tahunan para perantau sebagai kaum migran, untuk kembali ke kampung bersilaturahmi dalam momentum hari raya. Ku katakan sama dengan kita orang Hindu yang pulang kampung untuk melaksaknakan berbagai ritual agama. Apakah itu untuk odalan, tawur kesanga Nyepi, Galungan dan Kuningan serta keperluan lain keagamaan seperti Manusa Yadnya, Pitra Yadnya misalnya.

Guna memahaminya lebih jauh coba kita lihat satu persatu, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan kewajiban hidup kita sehingga kita bisa mencari kaitan satu sama lainnya.

Kebudayaan Menurut beberpa pakar mengatakan  dan menjelaskannya dengan lingkaran yang simetris, dengan lingkaran pada kulit luarnya adalah sistem  artefak, masuk kelingkaran didlamnya adalah sistem kegiatan masyarakat, masuk kelingkaran ketiga kita akan jumpai sistem gagasan dan lingkaran intinya adalah lingkaran ideologi. Nah kalau kerangka agama Hindu kelihatannya bisa masuk dan mengisi lingkatran lingkaran itu, bahkan agama akan menjadi inti dari kebudayaan tersebut, karena secara filsafat merupakan nilai-nilai ideologis.

Menurut Kuncaraningrat, unsur-unsur budaya itu adalah  (1) sistem religi dan upacara keagamaan. (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan, (3) sistem pengetahuan, (4) bahasa, (5) kesenian, (6) sistem mata pencaharian, dan (7) sistem teknologi dan peralatan.

Dikaitkan dengan kedua pandangan dan unsur budaya tersebut sebanrnya mudik merupakan budaya, karena dilakukan terkait dengan momentum Hari Raya keagamaan, sembahyang bersama di kampung, silaturahmi yang semuanya merupakan sistem religi, dan implementasi budaya yang dilaukan secara massal berjamaah maka disini sangat kental nuansa religiusnya, yang merupakan ideologi sebuah agama jadi dia merupakan inti dari kebudayaan.

Kewajiban seorang Hindu  menurut Chandogya Upanisad, dikatakan ada tiga kewajiban yang harus dilakukan yaitu  (1) sebagai tugas utama dalam kehidupan, yaitu : berkorban, mempelajari, dan berdana punia,; (2) tugas kedua adalah bertapa, yoga semadi, dan (3) sebagai tugas ke tiga adalah berumah tangga –baca menikah- dan mengajarkan weda. Weda disini jangan dipandang sempit weda secara harfiah, namun sebagai ilmu pengetahuan secara lua. Jadi dalam kewajiban kita adalah belajar ilmu pengetahuan dan mengajarkannya ke orang lain terutama naggota keluarga.

Dikaitkan dengan apa yang dilakukan rekan-rekan muslim dalam lebaran, sperti zakat, sangat sejalan dengan tugas utama hidup kita, yaitu bersedekah. Bersilaturahmi merupakan pemupukan kekerabatan, dan menghormati sesama terutama keluarga, atau kerabat yang lebih tua. Lihat urutan sungkeman pada suatu keluarga. Akan berurutan dari yang tua ke yang muda.

Disini terlihat bagaimana agama telah menciptakan tradisi dan menjadi inti budaya nusantara, yang semakin memperkuat nilai-nilai budaya kita.

Memperlajari Weda, dan mengajarkannya kepada orang lain, merupakan jalan Jnana atau Jnana Marga yang dikatakan sebagai tugas yang utama hidup ini. Beberapa pustaka weda bahkan mengatakan salah satu jalan utama untuk mencapai tujuan hidup umat Hindu adalah Jalan Jnana ini. Makanya walau hanya satu ayat sloka, sampaikanlah sebagai suatu kebaikan yang harus disebarluaskan. Ajak kerabat teman yang lain beajar agama, atau kalau belum mulailah dengan membiasakan membaca buku termasuk diantaranya buku agama.

Kalau kita proyeksikan arti kebudayaan, dan kerangka agama Hindu Falsafah, Susila dan Upacara, kelihatan semuanya akan mengisi lingkaran budaya dari yang paling inti falsafah akan masuk kesana waau falsafah juga akan mengsisi lingkaran kedua dari dalam, sedangkan Susula akan mengisi lingkaran gagasan dan sistempelaksanaan agama yaitu mengisi lingkaran kedua dan ketiga, sedangkan upacara lebih banyak mengisi lingkaran terluar dan kedua. Dengan demikian pendapat Ngurah Bagus yang mengatakan bahwa sejatinya agama merupakan inti dari Budaya dalam uraian ini sangat benar. Budaya dengan Agama tidak dapat dipisahkan karena didalamnya banyak terdapat nilai-nilai, norma-norma, ideologis, sistem pelaksanaan sampai artefak artefak, terlabih dengan Hindu, baik Hindu di Indonesia maupun Hindu di manca negara.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa antara kebudayaan, agama, ilmu pengetahuan dan kewajiban hidup manusia dalam pandangan Hindu akan sangat berkaitan, agama akan sangat berpengaruh dalam perkembangan budaya, Ilmu pengetahuan juga demikian, terlebih bila kita memegang teguh bahwa melalui jalan ilmu pengetahuan kita telah melalui dan memilih jalan utama menuju keutamaan, yaitu Jnana Marga. Itu merupakan kewajiban utama Hidup kita menuju tercapainya tujuan akhir hidup yang tertuang dalam Catur Purusartha. Astungkara.

Demikianlah anakku, tradisi mudik yang dilakukan oleh rekan-rekan muslim dalam kaitan lebaran, sebenarnya di dalam tradisi dan budaya Hindu juga dilakukan, dalam momentum pelaksanaan kewajiban keagamaan, kegiatannya ini diyakini dapat memupuk prilaku baik karena tujuannya sangat mulia, melaksanakan kewajiban agama di kampung, bersilaturahmi, melestarikan budaya, serta jangan lupa akan menggerakkan perekonamian lebih cepat dan lebih luas.

Ternyata Sandikala telah menjelang, kami bubaran untuk melanjutkan kegiatan lainnya beranjak dari Bale Bengong. Om Canti Canti Canti Om
Pondok Betung, 8 Agustus 2014.


No comments:

Post a Comment