“NYEPI DAN MANAJEMEN MODERN”
Oleh : I Putu Pudja
Ogoh-Ogoh (www.google.co.id) |
Demikianlah hidup umat Hindu akan
di dasari oleh tujuan mulia, yaitu catur purusa artha, yaitu dhrama, arta, kama
moksa, dimana dharma dapat dianggap sebagai missi yang harus dijalankannya,
sebagai landasan untuk capaian artha dalam ‘mengejar’ kama yang memotivasi
hidup ini untuk berjuang lebih giat dan lebih giat lagi, dengan visi hidup
mokhsa, atau sasaran akhir dari kehidupan manusia Hindu.
Nyepi yang dirayakan setahun
sekali merupakan suatu waktu untuk melakukan monitoring dan evaluasi diri,
apakah di dalam (minimal) setahun yang telah dilalui kita telam melakukan hidup
sesuai dengan ajaran dharma, apakah target yang kita canangkan setahun
sebelumnya apaan dapat dicapai, apakah target kita super target atau under
target, yang digunakan untuk menentukan target selanjutnya. Apakah kita sudah
menikmati atau dapat menikmati apa yang telah kita capai, karena anggota tubuh
kita sejatinya adalah alat, sebagai anggota sebuah organisasi badan kita yang
harus juga dipuaskan sehingga akan termotivasi terus untuk melakukan dharma
sebagai swa dharma hidup kita di dunia ini.
Oleh umat Hindu langkah monitoring
dan evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya catur baratha
penyepian, yaitu: amati geni ( tidak menyalakan api), amati karya ( tidak
bekerja ), amati lelungaan ( tidak bepergian ) dan amati lelanguan ( tidak
mengadakan keramaian, tidak berdandan) selama duapuluh empat jam pada saat
Nyepi. Nyepi banyak dipandang sebagai sebuah budaya adi luhung, sebagai
kearifan local yang dimaknai oleh Hindu, setelah kedatangan Hindu di Bali. Jadi
Hindu itu sangat toleran, sejalan dengan toleran yang merupakan kearifan local Bali
juga.
Dampak dari dilakukannya Nyepi
2014 ini, diwartakan oleh media massa Bali, pernyataan manajemen PLN setempat,
bahwa selama Nyepi 2014 PLN Bali, dapat menghemat biaya 12 Milliar rupiah.
Nyepi juga dapat dipandang sebagai hari penghematan bahan bakar, yang
seterusnya berdampak pada menurunnya polusi udara, karena semua kendaraan
bermotor dilarang dipakai saat Nyepi, kecuali untuk hal-hal yang mergensi.
Itupun harus dengan surat ijin Pengurus Adat setempat.
Bila dikaitkan dengan penghematan
bahan bakar minyak yang tidak digunakan
oleh kendaraan bermotor selama Nyepi mungkin, penghematan akan menjadi lebih
besar lagi mengingat pemakaian BBM di Bali cukup tinggi. Kita tunggu pengumuman
dari pertamina berapa jumlah penghematan BBM saat Nyepi 2014 ini.
Sebagai introspeksi Nyepi dapat
dimaknai dengan memonitoring dan mengevaluasi (monev) Trikaya Parisuda yang telah dilakukan
selama setahun. Memonev apakan perilaku kita sudah sesuai dengan perkataan
kita, apakah perkataan dan perilaku kita sesuai dengan pikiran kita. Apakah
seluruhnya itu telah dapat kita lakukan sesuai dengan ajaran dharma, ini yang
penting.
Hal itu dilakukan secara periodik
setahun sekali setiap Nyepi, guna selalu memperbaiki dan memberikan spirit
dharma pada setiap perencanaan hidup kita di dalam menapaki tahun-tahun
berikutnya. Sejatinya kalau kita lihat ini Nyepi merupakan proses Manajemen
Perubahan yang banyak disosialisasikan belakangan ini.
Nyepi juga merupakan salah satu
kesempatan umat Hindu melalakukan pekerjaan mulia didalam pengabdiannya
terhadap dharma, disamping menuntut dan menyebarkan ilmu (termasuk ajaran
dharma), maka nyepi merupakan kesempatan untuk melakukan punya, terutama butha
yadnya. Butha yadnya sejatinya merupakan punyia seorang umat hindu untuk tetap
menjaga keserasian dan keharmonisan ala mini.
Rangkaian kegiatan Nyepi, seperti
: melasti, ngerupuk dengan bhuta yadnya, nyepi, dan ngembak geni semuanya
merupakan rangkaian yang sangat bermakna tinggi bila dilihat dari ajaran
dharma. Melasti upacara mensucikan pratima, mensucikan diri, dan mensucikan ala
mini. Laut akan menjadi tujuan pemelasti untuk melakukan ritual ini, sehingga
laut minimal setahun sekali akan dikunjungi secara masal dibersihkan karena
disana dilakukan persembahyangan.
Ngerupuk dengan ditandai oleh
pengarakan Ogoh-ogoh sebagai suatu simbul sifat rakasas, sifat sesat, sifat
serakah yang menjadi sifat bhuta yang suka menganggu manusia, di arak dia ajak
beramai-ramai menerima punyia caru oleh masyarakat Hindu, sebelum ogoh-ogoh di
larung atau di bakar di batas desa, sebagai simbul menghantar para butha agar
tidak berkeliaran di perkampungan dan kembali kehabitatnya yang disimbulkan ada
di bartas desa, sejatinya sebagai simbul di batas habitat kehidupan manusia.
Nyepi sendiri merupakan puncak
acara monev yang telah dibicarakan sebelumnya, maka rangkaian nyepi diakhiri
dengan ngembak geni. Memulai kembali kegiatan menyalakan api, yang belakangan
dipengaruhi oleh tradisi-tradisi keagamaan yang lain, sebagai hari silaturahmi,
dengan saling menunjungi sesam umat hindu, atau menerina kunjungan umat lain,
selayaknya kunuungan saat lebaran atau natal.
Nyepi merupakan monetum
perpisahan masyarakat atau umat Hindu dengan para bhuta kala yang sering
mengganggu kehidupan manusia, para bhuta kala di antar ke habitatnya secara
simbolik dan secara ritual. Pertemuan dengan para kerabat untuk bersilaturahmi,
yang merupakan kewajiban diantara umat, baik sesame umat hindu atau dengan umat
beragama lain. Karena sejatinya kita menyembah Tuhan Yang Esa, sehingga tidak
ada alas an kita saling bermusuhan, dan berkewajiban selalu menjalin
silaturahmi.
Kegiatan silaturahmi ini juga
merupakan akulturasi, dengan dilakukan dengan berbabagi cara di masing-masing
daerah. Seperti di lakukan dengan cara paid-paidan, mekotek, perang api dan
lain sebagainya, yang intinya untuk saling mempererat kekerabatan satu sama
lain, dalam membina persatuan dan kesatuan.
Jadi Nyepi bukanlah hanya nyepi,
akan tetapi didalamnya menyimpan makna yang sangat dalam dan beragam yang
intinya sebagai tahapan monev kedalam diri kita di dalam melaksanakan
kewajiban, menuju sasaran hidup menurut dharma. Nyepi juga merupakan acara
untuk tetap menjalin keharmonisan manusia dengan alam semesta ini, dengan alam
lain para bhuta termasuk dengan para bhutanya agar dia tidak mengganggu manusia
dalam menjalankan misi dan menuju visi hidupnya, demikian juga nyepi merupakan
waktu yang tepat untuk bersilaturahmi,
Ditinjau secara mikrokosmik nyepi
dapat dimaknai sebagai waktu istirahat bagi tubuh kita yang kita ajak berjuang
selama setahund alam melaksanakan kewajiban di dunia ini, baik melakukan
kewajiban fisik maupun untuk melakukan kewajiban fikiran dan rokhani.
Selamat
Nyepi, Selamat Tahun Baru Caka, 1936 danSemoga Kebaikan Datang Dari Segala
Penjuru.
Puri Gading, Nyepi 2014,
No comments:
Post a Comment