PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Wednesday, April 2, 2014

Nyepi



“NYEPI DAN MANAJEMEN MODERN”
Oleh : I Putu Pudja

Ogoh-Ogoh (www.google.co.id)
Masyarakat Hindu, khususnya di Bali baru saja habis merayakan Hari Raya Nyepi, 31 Maret 2014 lalu. Nyepi dirayakan setahun sekali sebagai hadirnya Tahun Baru Caka. Seperti Nyepi kali ini untuk menyambut tahun baru Caka 1936. Tahun Caka = Tahun Masehi – 78. Bila diibaratkan bahwa umat hindu dalam menata hidupnya, didalam mencapai tujuan hidupnya, maka Nyepi merupakan sebuah titik, suatu tahapan yang penting yang digunakan sebagai sebuah tengat untuk mengadalan monitoring dan evaluasi.
Demikianlah hidup umat Hindu akan di dasari oleh tujuan mulia, yaitu catur purusa artha, yaitu dhrama, arta, kama moksa, dimana dharma dapat dianggap sebagai missi yang harus dijalankannya, sebagai landasan untuk capaian artha dalam ‘mengejar’ kama yang memotivasi hidup ini untuk berjuang lebih giat dan lebih giat lagi, dengan visi hidup mokhsa, atau sasaran akhir dari kehidupan manusia Hindu.
Nyepi yang dirayakan setahun sekali merupakan suatu waktu untuk melakukan monitoring dan evaluasi diri, apakah di dalam (minimal) setahun yang telah dilalui kita telam melakukan hidup sesuai dengan ajaran dharma, apakah target yang kita canangkan setahun sebelumnya apaan dapat dicapai, apakah target kita super target atau under target, yang digunakan untuk menentukan target selanjutnya. Apakah kita sudah menikmati atau dapat menikmati apa yang telah kita capai, karena anggota tubuh kita sejatinya adalah alat, sebagai anggota sebuah organisasi badan kita yang harus juga dipuaskan sehingga akan termotivasi terus untuk melakukan dharma sebagai swa dharma hidup kita di dunia ini.
Oleh umat Hindu langkah monitoring dan evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya catur baratha penyepian, yaitu: amati geni ( tidak menyalakan api), amati karya ( tidak bekerja ), amati lelungaan ( tidak bepergian ) dan amati lelanguan ( tidak mengadakan keramaian, tidak berdandan) selama duapuluh empat jam pada saat Nyepi. Nyepi banyak dipandang sebagai sebuah budaya adi luhung, sebagai kearifan local yang dimaknai oleh Hindu, setelah kedatangan Hindu di Bali. Jadi Hindu itu sangat toleran, sejalan dengan toleran yang merupakan kearifan local Bali juga.
Dampak dari dilakukannya Nyepi 2014 ini, diwartakan oleh media massa Bali, pernyataan manajemen PLN setempat, bahwa selama Nyepi 2014 PLN Bali, dapat menghemat biaya 12 Milliar rupiah. Nyepi juga dapat dipandang sebagai hari penghematan bahan bakar, yang seterusnya berdampak pada menurunnya polusi udara, karena semua kendaraan bermotor dilarang dipakai saat Nyepi, kecuali untuk hal-hal yang mergensi. Itupun harus dengan surat ijin Pengurus Adat setempat.
Bila dikaitkan dengan penghematan bahan bakar minyak yang tidak  digunakan oleh kendaraan bermotor selama Nyepi mungkin, penghematan akan menjadi lebih besar lagi mengingat pemakaian BBM di Bali cukup tinggi. Kita tunggu pengumuman dari pertamina berapa jumlah penghematan BBM saat Nyepi 2014 ini.
Sebagai introspeksi Nyepi dapat dimaknai dengan memonitoring dan mengevaluasi  (monev) Trikaya Parisuda yang telah dilakukan selama setahun. Memonev apakan perilaku kita sudah sesuai dengan perkataan kita, apakah perkataan dan perilaku kita sesuai dengan pikiran kita. Apakah seluruhnya itu telah dapat kita lakukan sesuai dengan ajaran dharma, ini yang penting.
Hal itu dilakukan secara periodik setahun sekali setiap Nyepi, guna selalu memperbaiki dan memberikan spirit dharma pada setiap perencanaan hidup kita di dalam menapaki tahun-tahun berikutnya. Sejatinya kalau kita lihat ini Nyepi merupakan proses Manajemen Perubahan yang banyak disosialisasikan belakangan ini.
Nyepi juga merupakan salah satu kesempatan umat Hindu melalakukan pekerjaan mulia didalam pengabdiannya terhadap dharma, disamping menuntut dan menyebarkan ilmu (termasuk ajaran dharma), maka nyepi merupakan kesempatan untuk melakukan punya, terutama butha yadnya. Butha yadnya sejatinya merupakan punyia seorang umat hindu untuk tetap menjaga keserasian dan keharmonisan ala mini.
Rangkaian kegiatan Nyepi, seperti : melasti, ngerupuk dengan bhuta yadnya, nyepi, dan ngembak geni semuanya merupakan rangkaian yang sangat bermakna tinggi bila dilihat dari ajaran dharma. Melasti upacara mensucikan pratima, mensucikan diri, dan mensucikan ala mini. Laut akan menjadi tujuan pemelasti untuk melakukan ritual ini, sehingga laut minimal setahun sekali akan dikunjungi secara masal dibersihkan karena disana dilakukan persembahyangan.
Ngerupuk dengan ditandai oleh pengarakan Ogoh-ogoh sebagai suatu simbul sifat rakasas, sifat sesat, sifat serakah yang menjadi sifat bhuta yang suka menganggu manusia, di arak dia ajak beramai-ramai menerima punyia caru oleh masyarakat Hindu, sebelum ogoh-ogoh di larung atau di bakar di batas desa, sebagai simbul menghantar para butha agar tidak berkeliaran di perkampungan dan kembali kehabitatnya yang disimbulkan ada di bartas desa, sejatinya sebagai simbul di batas habitat kehidupan manusia.
Nyepi sendiri merupakan puncak acara monev yang telah dibicarakan sebelumnya, maka rangkaian nyepi diakhiri dengan ngembak geni. Memulai kembali kegiatan menyalakan api, yang belakangan dipengaruhi oleh tradisi-tradisi keagamaan yang lain, sebagai hari silaturahmi, dengan saling menunjungi sesam umat hindu, atau menerina kunjungan umat lain, selayaknya kunuungan saat lebaran atau natal.
Nyepi merupakan monetum perpisahan masyarakat atau umat Hindu dengan para bhuta kala yang sering mengganggu kehidupan manusia, para bhuta kala di antar ke habitatnya secara simbolik dan secara ritual. Pertemuan dengan para kerabat untuk bersilaturahmi, yang merupakan kewajiban diantara umat, baik sesame umat hindu atau dengan umat beragama lain. Karena sejatinya kita menyembah Tuhan Yang Esa, sehingga tidak ada alas an kita saling bermusuhan, dan berkewajiban selalu menjalin silaturahmi.
Kegiatan silaturahmi ini juga merupakan akulturasi, dengan dilakukan dengan berbabagi cara di masing-masing daerah. Seperti di lakukan dengan cara paid-paidan, mekotek, perang api dan lain sebagainya, yang intinya untuk saling mempererat kekerabatan satu sama lain, dalam membina persatuan dan kesatuan.
Jadi Nyepi bukanlah hanya nyepi, akan tetapi didalamnya menyimpan makna yang sangat dalam dan beragam yang intinya sebagai tahapan monev kedalam diri kita di dalam melaksanakan kewajiban, menuju sasaran hidup menurut dharma. Nyepi juga merupakan acara untuk tetap menjalin keharmonisan manusia dengan alam semesta ini, dengan alam lain para bhuta termasuk dengan para bhutanya agar dia tidak mengganggu manusia dalam menjalankan misi dan menuju visi hidupnya, demikian juga nyepi merupakan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi,
Ditinjau secara mikrokosmik nyepi dapat dimaknai sebagai waktu istirahat bagi tubuh kita yang kita ajak berjuang selama setahund alam melaksanakan kewajiban di dunia ini, baik melakukan kewajiban fisik maupun untuk melakukan kewajiban fikiran dan rokhani.
Selamat Nyepi, Selamat Tahun Baru Caka, 1936 danSemoga Kebaikan Datang Dari Segala Penjuru.
Puri Gading, Nyepi 2014,

No comments:

Post a Comment