PENGANTAR PENULIS

Om Suastiatu

Dalam kehidupan sehahi-hari terkadang kita dihadapkan pada situasi, yang mengharuskan kita bisa.Demikian pula sekitar tahun 2003-2004, Penulis dihadapkan pada masalah tak terduga "diminta untuk mengisi kuliah Pendidikan Agama Hindu, di Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang Sekolah Tinggi Teknik Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Padahal penulis mempunyai latar belakang yang lain, yaitu Geofisika. Tetapi di dasari dengan semangat ngayah, melalui Jnana Marga, penulis iyakan saja. Kemudian baru penulis berusaha, diantaranya dengan mencari cari-cari Kurikulum Yang Paling Update, melalui teman-teman yang bekerja di Departemen Agama maupun Teman-teman Dosen Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi, serta setiap pulang kampung mampir mencari buku dan majalah Hindu di Toko-Toko buku di Denpasar.

Dengan memberanikan diri, dan semangat ngayah itu kemudian kami himpun beberapa rangkuman bahan penulis untut bahan bacaan Mahasisa kami, yang biasa disebutkan sebagai Taruna-Taruni karena mereka ikatan dinas, kami posting bahan ini pada blog ini, serumpun dengan sains pop pada blogs: bigsain, kasiat-alam, bebekbali yang mungkin dapat pengunjung hampiri selain blog ini.
Penulis akan mencoba meng update isinya secara berkala, sesuai dengan kesibukan penulis. Jadi mohon maaf kalau sewaktu watu terlambant.

Om Canti, Canti, canti Om

Salam Kami

I Putu Pudja
Alamat di : ipt_pudja@yahoo.com

Wednesday, March 19, 2014

Percakapan-9 Motivasi Diri



“MOTIVASI DIRI DALAM HINDU”

Oleh : I Putu Pudja

Add caption
Setidaknya jujur atau enggak, semua orang setelah meninggal berkeinginan masuk sorga, atau dalam Hindu kita kenal dengan sebutan mencapai mokhsa, itu sebenarnya menjadi misi tertinggi di dalam hidup umat Hindu, yang memotivasi untuk selalu berbuat yang sesuai dengan koridor dharma

Benar guru, kata muridku. Namun dalam melaksanakan ajaran dharma itu, terlebih dengan Hindu di Bali kita tidak luput dari ‘biaya’ sehingga kita mesti mempunyai arta, yang kita gunakan debagai modal untuk melaksanakan yadnya.
Benar demikian, guru setuju dengan pendapat kamu. Hanya saja kita tetap perlu ingat kita hendaknya mengejar arta tersebut tetap dialasi, di dasari oleh ajaran dharma. Selalu mengumpulkan artha dengan cara yang benar yang tidak melanggar ajaran agama atau dharma,.
Kondisi inilah yang menempatkan belajar agama, mempelajari weda dan mengajarkan kepada umat sedarma merupakan jalan yang sangat diberkati Tuhan dalam pengabdian kita sebagai umat beragama Hindu. Disamping jalan melakukan ibadah dan melaksanakan dana punya untuk orang yang memang berhak mendapatkannya.
Nah benar guru, membeli buku, berdana punia dan operasional kita sehari-hari juga memerlukan biaya, yang berarti terikat dengan artha. Terlebih dalam era modern saat ini. Jadi sudah sewajarnya kalau kita termotivasi untuk mengumpulkan artha dalam kehidupan ini.
Iya apa yang kalian katakana itu memang sangat benar, tepatnya kama lah, kepuasan, atau pemenuhan nafsulah yang sebenarnya memotivasi kalian untuk kalian mengumpulkan arta. Bukan artanya yang memotivasi, karena dia hanya merupakan alat yang kita gunakan sebagai jembatan menuju tujuan akhir yang kita sebutkan di awal perbincangan ini.
Kalian yang masih menjadi mahasiswa, tuntutlah ilmu dengan baik, sheingga mendapat ilmu yang dapat kalian gunakan sebagai dasar dalam mencari arta. Kembangkanlah budaya belajar, budaya akademik: yang selalu ingin tahu, baik dengan belajar maupun dengan penelitian. Demikian juga budaya berbagi dan menolong orang lain, yang merupakan budaya akademik dalam pengabdian masyarakat, sebagai langkah kalian mengumpulkan arta non material.
Oh begitu ya Guru. Ada arta material dan arta non material ya. Iya semuanya itu akan bermuara kepada kepuasan kalian. Coba kalian bayangkan apakah kalian lebih senang ditolong apa menolong. Bedakan sendiri tingkat kepuasannya ya. Perlu kalian renungkan budaya akademik yang bertumpu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebenarnya merupakan proses belajar, proses pengabdian, dan tentunya proses belajar.
Kalau itu dapat kalian laksanakan dalam priode brahmacari ini, niscaya itu akan merupakan awal langkah kalian meneruskan jalan pengabdian dalam melanjutkan swadharma kalian kepada manusia maupun kepda Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kalian mengembangkan budaya kerja kalian.
Bukankah bekerja itu merupakan kewajiban yang diamanatkan agama kepada kita umatnya. Ada beberapa perinsip Hindu dikaitkan dengan budaya kerja ini yang patut kita renungkan, diantaranya :
1.       Hidup hendaknya diisi dengan ketekunan, disiplin dan kerja keras. Tanpa kerja keras orang tidak akan mencapai kebebasan.Hnaya orang-orang yang giat bekerja, tulus hati, dan tidak mengenal lelah akan berhasil di dalam hidupnya. Tuhan hanya akan menyayangi  orang yang bekerja keras dan tidak pernah menolong orang yang bermalas-malasan (Bagawadgitta).
2.       Kesuksesan akan dimiliki oleh manusia yang mampu mengambil inisiatif dan mengembangkan kreatifitas untuk menciptakan hal-hal yang baru (Sarasamuscaya, Manawa Dharma Sastra).
Nah kedua sloka tersebut mengajarkan kita agar selalu tekun belajar untuk yang mahasiswa dan bekerja keras untuk orang yang sudah bekerja, karena mereka dijanjikan kebebasan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mereka disayangi Tuhan yang Maha Esa, dan akan menjauhi orang-orang yang berprilaku malas.
Dalam sloka kedua disebutkan dengan gambling bahwa Hindu telah mengenal Manajemen Modern, baik manajemen perubahan maupun manajemen kinerja, yang akan selalu mengingatkan umatnya selalu berkinerja naik dan bertumbuh. Salah satu caranya memang adalah inisiatif, dapat membaca arah kehidupan sehingga tetap dapat bersaing dalam persingan global ini. Mereka harus tetap mempunyai kreatifitas didalam perjuangan mereka baik dalam menuntut ilmu maupun dalam bekerja. Karena mereka yang kreatif akan dapat merebut hati ‘pasar’ sehingga tetap dapat survive di dalam mengejar visi, dan melaksanakan misi hidup ini.
Tetaplah kalian memiliki motivasi untuk mengecap kenikmatan, memenuhi nafsu kalian, teruslah mengumpulkan arta, karena kehidupan ini tidak gratis, semuanya membutuhkan biaya, sehingga kita dapat melaksanakan swadarma, ibadah, ngayah dan lains ebagainya dengan baik, tetap dalam koridor dharma.
Guru tekankan kepada kalian, silahkan kalian belajar mengejar ilmu apa saja, bekerja mengumpulkan arta untuk memenuhi keinginan kalian, mengejar mimpi kalian termasuk mimpi untuk memiliki artha, dapat menikmati kama, serta dengan kapal dharma mencapai dan melewati itu semua berlayar menuju kebebasan sejati, manunggal ing kawula lan gusti, yaitu mokhsa.

No comments:

Post a Comment