“MOTIVASI DIRI DALAM HINDU”
Oleh : I Putu Pudja
Add caption |
Benar guru, kata muridku. Namun dalam melaksanakan ajaran dharma itu, terlebih dengan Hindu di Bali kita tidak luput dari ‘biaya’ sehingga kita mesti mempunyai arta, yang kita gunakan debagai modal untuk melaksanakan yadnya.
Benar demikian, guru setuju
dengan pendapat kamu. Hanya saja kita tetap perlu ingat kita hendaknya mengejar
arta tersebut tetap dialasi, di dasari oleh ajaran dharma. Selalu mengumpulkan
artha dengan cara yang benar yang tidak melanggar ajaran agama atau dharma,.
Kondisi inilah yang menempatkan
belajar agama, mempelajari weda dan mengajarkan kepada umat sedarma merupakan
jalan yang sangat diberkati Tuhan dalam pengabdian kita sebagai umat beragama
Hindu. Disamping jalan melakukan ibadah dan melaksanakan dana punya untuk orang
yang memang berhak mendapatkannya.
Nah benar guru, membeli buku,
berdana punia dan operasional kita sehari-hari juga memerlukan biaya, yang
berarti terikat dengan artha. Terlebih dalam era modern saat ini. Jadi sudah sewajarnya
kalau kita termotivasi untuk mengumpulkan artha dalam kehidupan ini.
Iya apa yang kalian katakana itu
memang sangat benar, tepatnya kama lah, kepuasan, atau pemenuhan nafsulah yang
sebenarnya memotivasi kalian untuk kalian mengumpulkan arta. Bukan artanya yang
memotivasi, karena dia hanya merupakan alat yang kita gunakan sebagai jembatan
menuju tujuan akhir yang kita sebutkan di awal perbincangan ini.
Kalian yang masih menjadi
mahasiswa, tuntutlah ilmu dengan baik, sheingga mendapat ilmu yang dapat kalian
gunakan sebagai dasar dalam mencari arta. Kembangkanlah budaya belajar, budaya
akademik: yang selalu ingin tahu, baik dengan belajar maupun dengan penelitian.
Demikian juga budaya berbagi dan menolong orang lain, yang merupakan budaya
akademik dalam pengabdian masyarakat, sebagai langkah kalian mengumpulkan arta
non material.
Oh begitu ya Guru. Ada arta
material dan arta non material ya. Iya semuanya itu akan bermuara kepada
kepuasan kalian. Coba kalian bayangkan apakah kalian lebih senang ditolong apa
menolong. Bedakan sendiri tingkat kepuasannya ya. Perlu kalian renungkan budaya
akademik yang bertumpu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebenarnya merupakan
proses belajar, proses pengabdian, dan tentunya proses belajar.
Kalau itu dapat kalian laksanakan
dalam priode brahmacari ini, niscaya itu akan merupakan awal langkah kalian
meneruskan jalan pengabdian dalam melanjutkan swadharma kalian kepada manusia
maupun kepda Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kalian mengembangkan budaya kerja kalian.
Bukankah bekerja itu merupakan
kewajiban yang diamanatkan agama kepada kita umatnya. Ada beberapa perinsip
Hindu dikaitkan dengan budaya kerja ini yang patut kita renungkan, diantaranya
:
1.
Hidup hendaknya diisi dengan ketekunan, disiplin
dan kerja keras. Tanpa kerja keras orang tidak akan mencapai kebebasan.Hnaya
orang-orang yang giat bekerja, tulus hati, dan tidak mengenal lelah akan
berhasil di dalam hidupnya. Tuhan hanya akan menyayangi orang yang bekerja keras dan tidak pernah menolong
orang yang bermalas-malasan (Bagawadgitta).
2.
Kesuksesan akan dimiliki oleh manusia yang mampu
mengambil inisiatif dan mengembangkan kreatifitas untuk menciptakan hal-hal
yang baru (Sarasamuscaya, Manawa Dharma Sastra).
Nah kedua sloka tersebut
mengajarkan kita agar selalu tekun belajar untuk yang mahasiswa dan bekerja
keras untuk orang yang sudah bekerja, karena mereka dijanjikan kebebasan oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Mereka disayangi Tuhan yang Maha Esa, dan akan menjauhi
orang-orang yang berprilaku malas.
Dalam sloka kedua disebutkan
dengan gambling bahwa Hindu telah mengenal Manajemen Modern, baik manajemen
perubahan maupun manajemen kinerja, yang akan selalu mengingatkan umatnya
selalu berkinerja naik dan bertumbuh. Salah satu caranya memang adalah
inisiatif, dapat membaca arah kehidupan sehingga tetap dapat bersaing dalam
persingan global ini. Mereka harus tetap mempunyai kreatifitas didalam perjuangan
mereka baik dalam menuntut ilmu maupun dalam bekerja. Karena mereka yang
kreatif akan dapat merebut hati ‘pasar’ sehingga tetap dapat survive di dalam
mengejar visi, dan melaksanakan misi hidup ini.
Tetaplah kalian memiliki motivasi
untuk mengecap kenikmatan, memenuhi nafsu kalian, teruslah mengumpulkan arta,
karena kehidupan ini tidak gratis, semuanya membutuhkan biaya, sehingga kita
dapat melaksanakan swadarma, ibadah, ngayah dan lains ebagainya dengan baik,
tetap dalam koridor dharma.
Guru tekankan kepada kalian,
silahkan kalian belajar mengejar ilmu apa saja, bekerja mengumpulkan arta untuk
memenuhi keinginan kalian, mengejar mimpi kalian termasuk mimpi untuk memiliki
artha, dapat menikmati kama, serta dengan kapal dharma mencapai dan melewati itu
semua berlayar menuju kebebasan sejati, manunggal ing kawula lan gusti, yaitu
mokhsa.
No comments:
Post a Comment